Rasa jatuh cinta sukar di
gambarkan maupun di ucapkan dengan kata-kata. Siapa yang jatuh cinta akan
senatiasa di usik perasaan. Semuan menjadi indah dan membahagiakan. Namun,
mengalami cinta seperti bermain api. Jika tahu cara bagaimana mengendalikanya,
maka akan kita selamat. Jika tidak maka kita akan terbakar hangus dan merana. Jadi,
bagaimana mengenali kapan dan bagaimana seorang itu di hinggapi rasa cinta?
http://pusatbukusunnah.com/cinta/ya-allah-aku-jatuh-cinta/
Saya nukilkan dari sebuah
artikel yang saya dapat dari dunia maya, silhkan di simak tanda-tanda jatu
cinta.
- SUSAH MEMEJAMKAN MATA
Bila
sebeleumnya kita jarang mengalami maslah tidur, namun kali ini, sejak bertemu
dan berkenalan dengan sosok itu. Ingatan kita keada si dia kian tebal hingga
menggngu tidur. Mata susah untuk di pejamkan dan kadang susah untuk tidur. Meskipun
badan telah merebah, segala tangan dan kaki di atas kasur yang empuk dan di
ruangan ber-AC, namun mata enggan di pejamkan. Angan melayang jauh memikirkan
si dia, “sedang apa gerangan dia” ? apakah sama seperti diriku, mata tak bisa
terpejam? Apakah dia juga sedang memikirkanku?”Bukan karna nyamuk yang
mengganggu, bukan pula karna tidak mandi, tapi memang karna gelisahnya hati
yang memaksa mata untuk selalu terjaga. Mata menerawang, tak ada yang merbuah
di langit-langit kamar, hanya saja pikiran tak mau di istiratkan, karna si dia
yang sedang menyita perhatian.
Peniliti-peniliti
lain menunjukan bahwa gangguan kimiawi tubuh memang terbukti ketiak seseorang
jatuh cinta. Misalnya di dapatkan bahwa kadar serotonin orang yang terobsesi
dan kekasihnya 40 persen lebih rendah dari kadar serotonin orang normal.
Bila
konteksnya adalah ikhwan dan akhwat, maka hal ini akan membuat sibuk hati dan
pikiran. Terkenang warna kerudung yang di kenakan, cara akhwat itu berjalan,
dan lain sebagainya. Bahkan yang suara yang hanya sekedar “Assalamualaikum...”saja
begitu terngiang ngiang tak bisa di hapuskan dari memori otak. Hemm segitunya
ya...sebaliknya bagi akhwat, mungkin bayangan si ikhwan mengumandangkan adzan
dengan lantang dan gagahnya, tak mampu melelapkan mata untuk segera tidur di
peraduan.
2. PERASAAN SENANTIASA BERDEBAR
Perasaan
kita senantiasa berdebar-debar jika bertemu dengan si dia di jalan. Malah sering
kali kita menjadi salah tingkah bila di menghampiri. Kita semakin tak bisa
mengendalikan diri saat dia mengajak bicara. Hati berdebar tak bisa di
sembunyikan, terbukti tangan bergetar tak bisa di tahan. Ini adalah reflek yang
biasa hadir saat orang yang kita suka berada di dekat kita. kalau toh di
merupakan sosok akhwat atau ikhwan yang selama ini membuat hati kita tertawan,
maka hati kita akan berdebar-debar tiadak henti. Hingga meruba menuju lidah
yang kelu, gugup, dan tak bisa mengendalikan diri. Saya tidak mengada-ngada
silahkan buktikan saja....
3. SUKA BERTANYA KABAR
Saat
kita jatuh hati, keinginan untuk selalu tahu kabar si dia semakin
menggebu-gebu. Kita menjadi orang yang paling tekun mengikuti berita dan kabar
tentang dia. Semua orang yang dekat denganya kita tanya. Kalau perlu kita akan
menyewa orang untuk mengatahu kabarnya. Ini adalah hal bias, karna seorang
kekasi akan selalu mengikuti kabar kekasihnya. Merasa khawatir bila terjadi
sesuatu yang buruk mernimpanya. Namun, pada poin ini kadang bagi seorang wanita
tidak bisa terlalu polos untuk bertanya. Dia lebih mengedepankan sikap JAIM
(Jaga Image), sehingga bertanyapun tidak berani secara terus terang. Tapi giliran
di kasi tahu tentang kabar si dia, syukur terimakasinya tidak ketuluangan
banykanya. Dia sebenarnya inggin tahu kabar si ihkwan itu, tapi tampaknya ras
malunya menghalangi berbuat itu. Dia lebih suka mencuri deangar dari orang yang
mengobrolnya. Siap tahu ada informasi kenapa si ikhwan itu tak pernah terlihat
lagi.
4. RESAH GELISAH
Hati
kita merasa resah dan gelisah bila si dia tidak kelihatan. Sebaliknya bila si
dia terlihat oleh mata, kita akam mengalami perasaan yang luar biasa hebat. Perasaan
resah ini lamban laun akan menjadi kekhawatiran yang berlebihan kalau kita
tidak bisa me-manaj-nya dengan baik. Alih- alih perasaan ini juga akan mampu
menggangu aktivitas kita yang lain. Kegelisahan ini akan menggangu konsentrasi,
sehingga kita selalu tampka memikirkan sesuatu yang sangat serius. Inggin duduk
taklim di masjid mendengarkan kajian, tapi apa daya pikiran di awang-awang. Ingginnya
bertugas mengajar adik-adik TPA, tapi pikiran kacau membayangkan wajahnya. Duh kasihan
betul.....
Kita
mulai meras cemburu bila si dia berbicara dan melayani pembicaraan orang lain
sekalipun kawan-kawanya. Kita akan menjadi sangat cemburu manakala tahu orang
yang kita taksir itu dekat dengan seorang ikhwan atau laki-laki lain. Kita sudah
rasa memiliki, padahal kita belum memilikinya sama sekali. Rasa cemburu ini
akan menjadi-jadi bila kita tidak bisa mengendalikanya. Bahkan akan menjadi
semacam cemburu buta tanpa alasan yang bisa di benarkan. Bagi anda para akhwat,
manaka para akhwat membicarakn sosok itu, tiba-tiba sajah anda menjadi sangat
marah. Menurut anda, mereka tidak boleh membicarakn orang yang anda taksir. Biarlah
si ikhwan itu hanya intuk anda saja. seolah hati anda tidak rela bila ikhwan
pujaan hati itu di perbincangkan ornag lain.
Bila
kita tidak di sibukan oleh sesuatu, maka kita termenung. Pikiran jauh melayang
dan panca indra kita tertutup untuk menyadari hal-hal yang berlaku di
sekeliling kita. Di mata kita terbayang-bayang wajah si ihkwan dan membayangkan
bagaiman jika kita menjadi istrinya dan berada di sampingnya. Kita mulai duduk
di tempat sunyi; di serambi masjid menatap taman yang hijau, di kamar kost
menatap layar komputer, atau di pojok taman melihat indahnya bunga-bunga. Kita mulai
akrab dengan hobi baru ini. termenung sepanjang pagi, siang dan malam, lupa
makan dan selalu di bawa angan-angan. Ini berbahaya bila di biarkan terus
menrus. Saat taklim bersama Ustadz, lamunan kita memulai bekerja, pandangan
kita menjadi kabur tak tentu, terbayang menjadi kelurga sakinah. Karna saat itu
sang ustadz mengisi materi ceramah sosok suami ideal.
Ada
alasan kita untuk berjumpa denganya. Mengurus urusan organisasi, inggin
bertanya PR, ingin minta nasehat, inggin belajar agama, ingin diskusi masalah,
takmir masjid, inggin diskusi masalah TPA, dan lain sebagainya. Bahkan kita
sudah muali berani mengajaknya rapat hanya berdua saja, padahal hal itu sama
sekali tidak di bolehkan. Karna di bukan mahram. Maka kita menjdi orang yang
suka mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ajang pertemuan yang awalnya di
rancang formal, menjadi anjang pertemuan dua insan yang saling suka dan cinta. Tidak
terbayang di benak kita, ketika hanya kita dan akhwat itu yang berada dalam
satu departemen, akankah sepi dari fitnah? Sama sekali tidak. Secara sengaja
atau tidak sengaja,muncul keinginan untuk bertemu dengan sosok pujaan hati. Bila
malu, mungkin akan mencuri pandang di balik jendela saat ini si ikhwan berjalan
di depan rumah. Atau meliriknya saat berada di kelas bersama. Banyak cara dan
banyak metodenya. Kalai cinta sudah bekerja, otak sangat kreatif untuk
merencanakan pertemuan dengan si dia.
Bersambung........
Sumber:
Buku, ya Allah Aku Jatuh Cinta, mengelola
cinta tanpa harus terkena dosa, Burhan Sodiq, hal 102-108
Komentar
Posting Komentar