Bersama Om Dedy Corbuzer
yang mengatakan sekolah itu sebenarnya kurang mendidik, dan justru membuat
murid-murid menjadi miskin, yang di mulai jenjang pendidikan sekolah dasar
hingga perguran tinggi. Jika mendengar argumennya yang mengatakan di media
sosial di akun youtubnya, memang itu benar dan itu real di sekolah-sekolah,
mungkin ada diantara pembaca yang kurang sependapat tentang tulisan ini, it`s
oke, no problems, but I just want to show you, that it real bro and sis. Oke
saya akan coba menerangkan beberapa faktanya:
- Murid kebanyakan senang jika datangnya hari minggu, itu tau mengapa? karena mereka tidak terlalu banyak memikirkan beban pelajaran di sekolah. Kemudian apa yang ada didalam benak mereka ketika bertemu hari minggu, yaitu tentang bermain, happy happy dan berkumpul sama teman teman se gengsnya. Dengan adanya hari minggu, tidak sedikit yang ada dalam benak mereka adalah hari kemerdekaanya dalam beraktifitas. Bahkan dengan adanya hari minggu, mereka benar benar merasakan kebahagiaan yang terhingga. Karena mereka tidak perlu memikiran bangun pagi, tidak perlu memikirkan mandi pagi, tidak perlu memikirkan persentasi di kelas dan tidak perlu memikirkan seragam mereka yang mereka gunakan saat pergi ke sekolah.
- Sekolah hanya mematikan kreatifitas anak, benar atau salah, tetapi saya inggin mengatakan seperti ini. Andaikan ada satu murid yang sangat pintar salah satu mata pelajara, sebut saja pelajaran matematika, nilanya bagus memamang pintar anaknya, tetapi di lain sisi mata pelajaran sejaranya jelek bahkan ketika nilai ulangan belum di bagikan, dia sudah bisa menebak skornya nya, karena dia ketika mengisi ulangan benar benar banyak yang tidak tahu. Lalu kalau seperti ini apakah sekolah mendukung anak tersebut untuk mengasa lagi pelajaran matematikanya, karena dia memang memiliki bakat dalam hitung menghitung? Sama sekali tidak, bahka sekolah menyuruhnya untuk mempelajari mata pelajaran sejarah yang sama sekali tidak disenangainya. Bahkan dituntun harus bisa mempelajari mata pelajaran sejarah, karena jika mata pelajaran tersebut jelek bisa jadi tidak naik kelas. Kalau seperti ini, bolehkah kita sebut pembunuhan kreatifitas atau bolehkah disebut penjajahan. Paling anak tersebut paling mentok mentoknya di suruh mengikuti lomba cerdas cermat oleh sekolahnya.
- Tolak ukur murid lulus atau tidak lulus disekolah diukur dengan mengikuti ujian. Pertanyaanya, apakah benar ujian bisa dijadikan tolak ukur. Pembaca yang budiman, tentu sekali lagi tidak, karena ujian hanya membuat murid stres. Perlu bukti? Silahkan buka mbah googel lalu cara kasus kematian murid akibat ujian disekolah. Tentu kita semua tahu penyebabnya, ialah beban fikiran terutama lagi jika memiliki masalah keluarga atau memang tidak ada mood pasa saat ujian dilaksanakan. Tentu ini mempengaruhi mental dan fikiran anak tersebut. Bahkan parahnya, didalam ijazah kita, tertera nilai tersebut yang hanya dinilai beberapa hari. Padahal untuk penilaian, tentunya harus di ukur dari pertama kali masuk sekolah hingga selesai, dan tabel penilainyapun tidak hanya pada skor ulangan atau ujian saja, tetapi di kompare dengan nilai adab atau tingkah laku, keaktifan dan kedisipilan. Sehingga ketika lulus, anak anak benar mengetahui nilai sepenuhnya selama tiga tahun, meskipun itu tetap saja tidak adil. Untuk penilaian ini tentunya, wali kelas yang sangat mengetahuinya karakter anak tersebut di tambah informasi dari guru guru lain.
- Kebanyakan sekolah tidak mendidik secara real. Apa saja itu, allright saya akan coba kupas tentang hal ini. sekali lagi ini, ini hanya contoh tetapi jika ini benar maka itulah kenyataanya heh. Jadi kurang lebih seperti ini, disekolah apakah ada menyuruh anak murid untuk belajar tentang membuat sim atau yang sedehana mengajarkan caranya berjualan online atau offline. Tentu tidak kan, lalu kalau tidak apa saja yang dipelajar di sekolah, yang kita pelajari ialah tentang perkalian atau pembagian dengan menggunakan metode ini dan itu dan banyak lagi pelajaran yang tidak terpakaikan di dunia nyata. Padahal yang kita butuhkan pelajaran yang mengajarkan kita dalam kehidupan kita sehari hari.
Mungkin ada diantara
pembaca yang kurang setuju tentang tulisan ini, tidak masalah penulis hanya
coba mengemukakan pendapat melalui blog gratis ini. Hanya saja perlu kita pahami
bahwasanya di negara negara maju sudah menerapkan pendidikan lebih kreatif dan
lebih realistis. Contoh saja negara Finlandia yang tidak memiliki sistem ujian
pada ahir kelulusan, tetapi dunia mengakui bahwa Finlandia merupkan sistem
pendidian terbaik yang ada saat ini. Mungkin dari tadi saya hanya menjelaskan
tentang kejelekan pendidikan yang ada saat ini saja, tidak memberikan solusi. Baiklah
saya juga coba sebutkan salah satu solusinya:
1. Dukung murid dalam hal yang disukainya
2. Buat metode balajar yang menyenangkan
3. Pendidikan guru harus sesui dengan mata pelajaranya
4. Kurangi belajar didalam kelas
5. Ganti sistem ujian ahir
6. Perbanyak praktek dari pada ujian 7. Suruh murid untuk berargumen dalam segala hal
Solusi tersebut hanyalah
gambaran penulis ketika membaca/ melihat sistem pendidikan dinegara maju,
silahkan pembaca memberikan solusi lain atau menabahkan fakta dilapangan
tentang sisitem pendidikan saat ini.
Terimakasih
Komentar
Posting Komentar