Langsung ke konten utama

Pelajari Seni Menenangkan Diri!


Lokasi Sambas, Paloh, Desa Nibung
Dalam tradisi bangsa Cina, dikisahkan ada seorang yang sudah tua renda hidup di sebuah desa bersama anak laki-lakinya. Orang tua itu memiliki seekor kuda. Pada suatu hari, kuda tersebut pergi dan tidak kembali. orang-orang pun datang menemuinya lalu berkata, “Kasihan Sekali Kamu, kudamu pergi...ini adalah nasib seialmu.” 

Orang tua itu hanya tersenyum dan menjawa, “Mungkin!”

Selang dua hari kejadian tersebut, kudanya kembali. Kuda itu pulang dengan membawa seekor kuda lain dari hutan belantara, kemudian orang berbondong-bondong mendatangi rumahnya dan berkata kepadanya, “Betapa Beruntungaya Kamu, sekarang kamu punya satu anak laki-laki dan dua ekor kuda. Kamu adalah orang yang mujur.”

Orang tua itu menatap mereka, tersenyum dan menjawab, Mungkin.”

Setelah selang beberapa hari, ketika anak laki-lakinya berlatih menjinakan kuda baru itu, dia terjatuh dari atas pelana dan tanganya patah. Orang-orang kembali mendatangi rumahnya dan berkata, “Kuda Barumu Itu Hanya Menyusahkan Kamu Saja. Lihatlah apa yang dia lakukan! Dia telah mematahkan tangan anakmu.  Sekarang tidak ada yang menolong kamu lagi.” 

Seperti biasa, orang tua itu hanya tersenyum dan berkata, “Bisa jadi!”

Sehari setelah jatuhnya sang anak dari plana kuda, datanglang rombongan pasukan Negara. Pasukan itu sedang berkeliling di seantero negeri untuk membawa semua anak laki-laki yang sehat dalam rangka program wajib militer. Pasukan Negara tidak membawa anak laki-laki orang tua tersebut  karena sedang mengalami cidera tangan.

Orang-orang datang bergerombol mendatangi orang tua itu dan berkata, “Lihatlah, betapa keberuntungan selalu menghampirimu. Kamu beruntung karena anakmu tidak mengikuti wajib militer. Ketika sembuh, kelak dia bisa membantumu!”

lagi-lagi orang tua itu hanya tersenyum dan berkata, “Mungkin.”

Maka belajarlah seni mengusai diri, sehingga masa lalu yang kelam bisa terlupakan. Jangan mau menjadi mesin kesedihan, dimana saja dan kapan saja hanya mersakan kesedihan. Menenangkan diri bisa menjadi alat bantu dalam membuang jauh perasaan-perasaan negatif yang selalu menghampiri diri kita. Mulailah dari sekarang. Tutup rapat-rapat pintu kesedihan dimasa lalu. Kita hidup dihari ini, bukan dihari kemarin. Apa yang telah dan kamu lalui, juga pernah dilalui semua orang. Akan tetapi, dengan corak dan ragam berbeda.

Napoleon Bonaparte pernah hidup dalam puncak kebahagiaan dan ketenaran, tetapi dia berkata kepada Ratu Helena, “Selama ini aku tidak bisa merasakan kebahagiaan.” Sedangkan Hellen Clear, seorang yang buta, tuli dan bisu sangat masyur dengan pernyataanya: “Bagiku, hidup ini terasa indah.” Belajarlah bagaimana menjalani hidup ini dengan bahagia, dengan menjadikan masa lalumu sebagai pelajaran yang berharga seperti batangan emas. Jadikan masa sekarang sebagai modal untuk menapaki hari esok selalu terang benderang bermandikan cahaya!

Orang tua dalam hikayat diatas, mampu mengahadapi berbagai situasi dan kondisi dengan kerelaan hati, serta menerima dengan ikhlas apa yang terjadi padanya. Karena takdir tidak akan merenahkan diri orang-orang yang mencintai ketetapanya.

 Maha benar Allah ketika berfirman:
“Bisa jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
Q.S Al Baqarah : 216 

Sumber: Ramadhan M (2012), Berani Menjadi Pemenang, Surakarta: Al Jadid
   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI KAPUR BARUS UNTUK BEM FEB

Dalam rangka menjalin persaudaraan dalam berbaris demi mewujudkan sinergitas (sinergi tanpa batas), maka PSDM yang termasuk di dalam strukur kepengurusan BEM tahun 2016-2017 mengadakan agenda yang di sebut KAPUR BARUS (Kajian dan Pembaharuan Untuk Pengurus). Dalam pelaksanaanya, agenda ini yang di adakan di “Bukit Bendera” Desa Sui Deras Kec.teluk pakedai. Agenda ini memiliki tujuan yang sama dengan kabinet BEM FEB saat ini yaitu “KABINET SINERGI”. Dengan adanya agenda ini di dalam internal BEM sendiri di dalam menjalankan amanah sebagai UKM tertinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis(FEB), maka perlu adanya kegiatan-kegiatan yang yang membutuhkan kekompakan dan kerja sama yang di dalam agenda tersebut. Dengan harapan di dalam program kerja yang di jalankan saat ini hingga ahir kepengurusan BEM tetap menjaga kekompakan baik di internal maupun eksternal. Tepata pada tanggal 27 November 2016, agenda inipun terlaksana dengan baik meskipun ada beberapa dari pengurus yang tidak b...

NERACA PEMBAYARAN

Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang di lakukan antara suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu . Suatu neraca pembayaran dapat di bedakan kepada dua bagian yang utama, yaitu neraca bejalan dan neraca modal .                                          http://stevanus.id/berkenalan-dengan-makroekonomi/ NERACA BERJALAN Neraca berjalan mencatat transaksi beikut: 1.      Ekospor dan impor barang tampak 2.       Ekospor dan impor barang jasa (atau barang tak tampak) 3.       Pembayaran pindahan neto ke luar negri NILAI EKSPOR DAN IMPOR BARANG TAMPAK Transaksi ini meliputi hasil-hasil sektor pertanian...

ALHAMDULILLAH, PONDOK RAMADHAN 1438 H SUKSES TERLAKSANA OLEH REMAJA MASJID NURUL ISLAM

                                          By Riki:  foto bareng peserta dan panitia Bulan puasa adalah bulan yang suci, bulan yang di mana segala aktifitas kita yang berkaitan dengan ibadah akan di lipat gandakan. Umat muslim selalu mengharapakan kedatangan bulan ramdhan, karna besarnya peluang pahala yang di dapatkan. Selama bulan puasa kita di wajibkan untuk menjalan ibadah puasa, dengan tidak meninggalkan aktifitas kita sehari hari. Karna di dalam Al Qur’an mengatakan: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (183) Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa (Q.S al-Baqoro...