Setelah di angkatnya Umar bin Khatab menjadi khlifah yang
di sepakati secara musyawarah bersama masyarakat, Umar pun mengucapkan pidato
pertamanya sebagai khalifah.
Umar naik ke atas mimbar dan berkata, ya Allah, aku ini orang yang keras, maka jadikanlah aku orang yang lembut. Aku ini orang yang lemah, maka jadikan lah aku orang yang kuat. Aku ini orang yang kikir maka jadikanlah aku menjadi orang yang dermawan.
Selain itu di riwayatkan juga terkai pidato Umar yang pertma, sesungguhnya Allah menguji kalian denganku dan mengujiku dengan kalian sepeninggalan sahabatku. Demi Allah, suatu urusan kalian kepadaku, maka urusan itu akan kutangani sendiri. Dan, orang yang jauh dariku maka akan ku angkat seorang pemimpin di sana, dengan orang yang amanh dan kompeten. Demi Allah jika ia para pemimpin berbuat baik, maka aku juga berbaut baik kepada mereka, dan apabila mereka memimpin dengan tidak baik, maka akan kucopot jabatan mereka.
Dan di riwayatkan juga
bahwa, tatkala Umar menduduki jabatan khalifah, ia naik ke atas mimbar. Ketika ia
inggin duduk di majlis yang pernah di duduki Abu Bakar, ia mengatakan, Aku
tidak pantas duduk di majlis Abu Bakar ini. Ia lalu turun satu tangga. Setlah mengucapkan puja
dan puji syukur kepada Allah, ia mengatakan, Hendaklah kamu sekalian membaca Al
Qur`an dan mendalami maknanya, amalkan Al qur`an niscaya kalian akan menjadi
ahli Al Qur`an! Timbanglah diri kalian sebelum diri kalian di timbang, dan
hendaklah kalian memperbaiki perbuatan kalian sebelum kalian semua di hadapkan
kepada Allah dan tidak ada sesuatu apapun yang tersembunyi di antara kalian,
tidak ada kepatuhan kepada mahluk selain kepada Allah yang maha tinggi.
Ketahuuilah, aku akan selalu memposisikan diriku di harta Allah dengan posisi anak yatim, bila aku kaya akan ku jauhkan diriku dengan hal hal yang tidak baik lagi haram dan bila aku di timpa kemiskinan maka akan ku manfaatkan dengan cara yang ma`ruf.
Dari beberapa kisah penyampaian
pidato pertama Umar di atas, kita bisa ambil kesmipulan bahwa pidato tersebut
di lakukan di atas mimbar, dan terkai isi pidati yang di sampaikan, Umar tidak
hanya menjelaskan hal hal yang berkaitan dengan masalah kenegaraan, politik dan
adminstrasi, namun lebuh dari itu, umar juga menyeruhkan kepada penduduk
Madinah untuk selalu bertkwa Allah dan berpegang teguh kepada Al Quran, dan
tidak sungkan untuk selalu mengorksi, memberikan kritik, serta saran yang baik
kepada sang khalifah.
Hal ini sangatlah wajar, ketika
kita melihat Umar mencapurkan isi pidato yang di sampaikan, antara masalah
takwa dan negara. Karna dari sejak dulu, dan orang orang sebelumnya, masalah
kenegaraan tidak bisa di lepaskan dari masalah takwa kepada Allah, tujuan di
peruntukanya aturan aturan Allah.
Selain itu, dalam isi
pidato tersebut Umar juga menyampaiakan rasa penghormatanya kepada Abu Bakar
sebagai khalifah sebelumnya dan orang yang memberikan mandat Umar untuk menjadi
khalifah. Ini dapat kita lihat, di saat Umar merasa tidak pantas duduk di
tempat yang pernah di duduki Abu Bakar. Umar merasa dirinya masih lebih rendah,
di bandingkan sosok Abu Bakar. Karnanya, Umar menurukan tempat duduknya satu
tingkat dari tempat dudu yang pernah di duduki Abu Bakar.
Sumber:
Abdul Rohim, Jejak Langkah UMAR bin Khatab, MUEZA, 2017,
YOGYAKARA, 78-80
Ibnu Al Jauzi, Manakqib
Amir Al Mukminin, hal 170-171
Hamid Syahin, Ad Daulah Al
Islamiyah fi` Ashr Al Khulafa Ar Rasyidin, hal 120
Komentar
Posting Komentar