Tulisan anak rantau
Bissmillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum, teman yang saya cinta. Saya menulis surat ini untuk teman teman yang keluar dari kampung halaman dalam upaya mencari jati diri. Kita tahu bahwa, komitmen kita untuk merantau masih di ragukan orang terdekat kita. Misalnya orang tua, saudara, kerabat dan bahkan teman. Karna mereka berfikir, mampu atau tidak kita beradaptasi dengan lingkungan luar sana. Sebab cinta kita kepada orang tua tidak bisa mengalahkan cinta orang tua kepada kita. Meskipun secara kasat mata orang tua kita tidak menunjukan kecintaan kepada kita. Saudaraku yang budiman, kita sebagai anak seharusnya lebih peka akanhal itu. Kitalah yang seharusnya malu dan tau betapa cintanya orang tua kepada kita. Cinta orang tua kepada kita melebihi cintanya kepada siapapun. Bahkan banyak sekali yang mengatakan cintanya seorang bapak maupun ibu ketika kita lahir, mereka menaurh cintanya kepada kita lebih besar dari pada cintanya seorang ibu kepada bapak atau cintanya bapak kepada ibu. Sebenarnya kkita bisa melihat betapa cinta orang tua kepada kita, kita bisa melihat ketika kita memiliki masalah. Mereka baak super hero yang melawan musuh yang sangat besar. mereka bagaikan dinding yang tebal ketika ketika meteor jatuh, dan mereka bagaikan payung yang melindungi kita ketika hujan. Ketahuilah saudaraku, orang tua kita sangat sangat mencintai kita.
Anda tentunya pernah luka akibat
bermaian dengan teman sebaya anda, anda tentunya pernah menangis ketika
berkelahi dengan teman sebaya anda. Tahuakan anda, orang tua gelisa dan bahkan
tidak bisa tidur nyenyak memikirkan kita. Dalam fikiran orang tua kita hanya
ada kita, hanya ada kita. Bahkan dalam hati orang tua kita, terutama ibu kita
ada pertanyaan untuk kita. Kapan ya sembunya luka anak saya? Semoga teman yang
kelainya tadi tidak mengutangkanya. Subhanallah begitu besar kasih sayangmu ibu
dan bapakmu. Kalau menceritakan masa kecil kita tentu tidak akan habisnya,
karna tentu penuh dengan beragam kenangan yang sangat indah dan tak bisa di
lupakan. Terutama kepada ibu kita yang selalu sabar, bayangkan saja ketika kita
yang memiliki masalah dangan bapak kita, ibu kita yang menjadi penopang di
dalam kemarahan ibu kita. Sudaraku, tidakah kau sadari akan hal itu.
Sekarang kita sudah besar, pernah
kalian befikir untuk membalas jasa jasanya. Pernah telintas di benak kalian
untuk menggantikan segala yang pernah ibu berikan kepada kita. Pernah kalian
befikir untuk berbuat sebaliknya yang pernah ibu berikan kepada kita ketika
kita masih kecil. Ketahuilah saudaraku, berapa banyakpun uangmu, berapa
banyakpun emasmu, berapa banyakpun mobimu, berapa banyakpun rumahmu, berapa
banyakpun hartamu sedikitpun tidak akan mampu membalas kasih sayang seorang ibu
yang telah membesarkamu sampai saat ini. Maka jagan pernah bermimpi untuk bisa
membalas, jagankan kata bisa, kata cukup saja tidak belum mampu untuk membalas
jasa seorang ibu. Ibu kita bukanlah seorang baby sister, ibu kita bukanlah
pembantu ruamh tangga yang di gaji, akan tetapi ibu kita adalah layaknya di
sebut bos yang tidak memiliki karyawan. Jika tidak memiliki karyawan, maka
orang tua kitalah yang mengerjakanya semuanya, semuanya. 24 jam menjaga kita
dari bahaya yang mengancam, tidak sedikitpun orang tua kita menginginkan kita
sakit. Orag tua bahkan di dalam mengasuh dan membimbing kita, do`a nya juga
mereka panjatkan untuk kita.
Oh ibu, betapa hinanya diri ini.
Ibuku maafka aku yang selalu membuat kesal kita mengasuhku dulu. Maafkan aku
ibu yang pernah membuatmu menagis, pernah membuatmu kecewa, pernah membuatmu
sakit hati, bahkan pernah membuatmu sakit. Aku tahu, semua itu kau tahan hanya
untuk membesarkan diriku, hanya untuk membuatku bahagia, hanya untuk membuatku
selalu sehat. Aku tahu, kau pasti inggin melihatku sukses kelak nanti, aku tahu
kau pasti inggin melihatku bahagia di kemudia hari. Terimakasi ibu, terimakasi
atas apa yang kau perbut denganku, terimakasi ibu. Terimakasi, aku janji akan
membuatmu bahagia dan aku berjani akan membrangkatkanmu haji jika kelak aka
mampu. Aku janji akan membawamu ketempat yang paling indah yang belum pernah
kau kunjungi, aku berjanji bahwa aku sukses kelak nanti, sebagaimana do`a yang
telah engkau panjatkan kepada ku. Aku janji ibu, aku jani.
Komentar
Posting Komentar